Bapak / ibu dosen yang terhormat, kami para mahasiswa dan mahasiswi (asal) berjanji dalam jiwa dan raga kami, bahwa kami ingin sekali berprestasi demi mengharumkan nama almamater kami. Kami tidak ragu akan kemampuan kami untuk belajar dengan keras dalam menciptakan teknologi tercanggih yang sekali pun belum pernah ada di dunia ini. Tetapi jangan dikarenakan kami para mahasiswa dan mahasiswi (asal), kami akan asal-asalan dalam mencapai prestasi. Jangan kira kami bisa dibodoh-bodohin dan mengikuti saja kemauan bapak / ibu dosen yang merugikan kami para mahasiswa dan mahasiswi (asal). Kami memang jauh dari rumah kami, kami tidak bersama keluarga kami, tetapi kami siap membela nama keluarga dan Negara kami. Kami tidak terima salah satu laptop teman kami ditahan dalam menutupi kebenaran. Kami tidak terima saat mendengar kabar bahwa salah satu teman kami yang pintar telah bunuh diri dengan meloncat dari gedung kampus dikarenakan stres. Kami akan menepis semua kabar palsu tentang teman kami tersebut. Kami siap menggantikan teman kami yang telah wafat dalam membela hak dan kehormatannya sebagai mahasiswa (asal) yang berprestasi tinggi dengan laptopnya. Ingatlah kami sebagai mahasiswa dan mahasiswi (asal) Indonesia yang siap berkarya dan berprestasi. Kami mahasiswa dan mahasiswi (asal) Indonesia siap memperkenalkan karya dan prestasi kami dengan mengangkat hak dan martabat kami sebagai mahasiswa dan mahasiswi bangsa Indonesia.
Suatu hari dalam sebuah kampus teknologi di Negara Singakura, berjalanlah seorang mahasiswa asal Negara Indonesia. Mahasiswa tersebut menenteng laptop kesayangannya, bukan sembarangan laptop, melainkan sebuah laptop yang berisikan dengan ide-ide cemerlang sang pemilik yang siap diprestasikan dihadapan dunia. Mahasiswa yang bernama david itu sedang berada didalam perantauan di Negara orang (binatang). Mahasiswa pintar yang sedang menyelesaikan proyek akhir dalam studinya. Sebuah proyek akhir, menciptakan sebuah pencitraan yang lebih baik dalam komputer dengan teknologi yang lebih tinggi pula. Bukan prestasi yang kecil, melainkan sebuah prestasi yang bikin salah satu dosennya iri dan ingin mencaplok hak cipta karya david tersebut. Dosen tersebut tak lain dan tak bukan adalah dosen pembimbing david sendiri. Hingga suatu hari lagi, david dipanggil ke kantor sang dosen, david diminta secara paksa untuk merelakan karyanya, diambil hak ciptanya dan di perkenalkan atas nama sang dosen. Sekali lagi, david bukan mahasiswa Indonesia yang bodoh. David menolak dengan keras dan mempertahankan karyanya atas namanya sendiri dan atas nama negaranya. Selanjutnya terjadilah percekcokan antara david dengan dosennya. Dengan alih telah habisnya masa beasiswa bagi david, david terus dipojokan agar mau menyerahkan proyeknya tersebut. David terus mempertahankannya, entah apa yang terjadi selanjutnya??? Yang pasti selanjutnya kepala david yang berisikan dua otak jenius membentur keras dengan bumi yang menangis karena telah menjadi tempat akhir bagi david. Selanjutnya laptop david telah disita oleh kepolisian Negara singakura dan sampai saat ini belum diserahkan kepada keluarga david. Laptop yang berisikan proyek akhir dari studi david di kampus itu telah menjadi bukti hilang yang menunjukan begitu berprestasinya para mahasiswa dan mahasiswi (asal) Indonesia. Kini laptop itu telah terpenjara dalam keserakahan
((( Dari luar ruangan, Tuhan tidak membiarkan konspirasi jahat tersebut hanya milik david dan dosen saja, tetapi Tuhan juga menghadirkan dua orang pekerja asal cina sebagai saksi yang mendengar dan melihat kejadian sebenarnya yang terjadi di kantor sang dosen, nama dua pekerja tersebut adalah Kim dan Hyong. Empat hari sesudah kejadian tersebut, Kim ditemukan tewas dalam rumahnya, tergantung diatap rumahnya. Dengan menggantung Kim, mereka pikir mereka akan terbebas dari kesaksian. Publik negeri ini malah percaya telah terjadi konspirasi dalam kasus kematian david. Empat hari sesudah kematian david, juga Hyong yang ditemukan tewas tertabrak mobil saat Hyong sedang menunggu bus. Kecelakaan yang aneh, mengingat Negara singakura adalah Negara yang tertib. Kecelakaan yang membuat publik Negara Indonesia makin yakin bahwa telah terjadi konspirasi dalam kasus david )))
Selanjutnya, di negeri ini, di negeri yang menunggu kepulangan david dari studinya di luar negeri. Terduduk lemas kedua orang tua david ketika mendengar kabar bahwa david telah telah tewas karena bunuh diri dengan cara meloncat dari gedung kampus. David diduga stres karena masa beasiswanya yang telah habis dan david dituntut segera melunaskan sisa biaya kuliahnya. Dalam pemberitaan david juga dikatakan menusuk dosen pembimbingnya sebelum david membunuh dirinya sendiri. Pemberitaan yang membawa keluarganya dalam masa pencarian kebenaran yang telah terjadi pada anaknya. Pemberitaan yang membawa nama Negara Indonesia sebagai Negara yang tidak bermoral dan beriman rendah. Membuat Negara ini kehilangan salah satu anak bangsa yang berprestasi. Hanya kini laptop david yang akan diperjuangkan untuk membuka kebenaran dalam kasus david.
Bapak / ibu dosen yang terhormat, kami para mahasiswa dan mahasiswi (asal) akan terus membuktikan dengan segenap jiwa dan raga kami, bahwa kami akan berprestasi bukan hanya demi mengharumkan nama almamater kami, tetapi juga demi mengharumkan nama kami, keluarga kami, serta bangsa dan Negara kami. Kami tidak ragu akan kemampuan kami untuk belajar dengan keras dalam menciptakan teknologi tercanggih yang sekali pun belum pernah ada di dunia ini. Tetapi jangan dikarenakan kami para mahasiswa dan mahasiswi (asal), kami akan asal-asalan dalam mencapai prestasi. Jangan kira kami bisa dibodoh-bodohin dan mengikuti saja kemauan bapak / ibu dosen yang merugikan kami para mahasiswa dan mahasiswi (asal). Kami memang jauh dari rumah kami, kami tidak bersama keluarga kami, tetapi kami siap membela nama keluarga dan Negara kami. Kami tidak terima salah satu laptop teman kami ditahan dalam menutupi kebenaran. Kami tidak terima saat mendengar kabar bahwa salah satu teman kami yang pintar telah bunuh diri dengan meloncat dari gedung kampus dikarenakan stres. Kami akan menepis semua kabar palsu tentang teman kami tersebut. Kami siap menggantikan teman kami yang telah wafat dalam membela hak dan kehormatannya sebagai mahasiswa (asal) yang berprestasi tinggi dengan laptopnya. Ingatlah kami sebagai mahasiswa dan mahasiswi (asal) Indonesia yang siap berkarya dan berprestasi. Kami mahasiswa dan mahasiswi (asal) Indonesia siap memperkenalkan karya dan prestasi kami dengan mengangkat hak dan martabat kami sebagai mahasiswa dan mahasiswi bangsa Indonesia.
Doa kami untuk teman yang belum terjabat tangannya, kepada alm. David semoga tenang selamanya dalam peristirahatan terakhirnya. Salam kami dari sini, mahasiswa-mahasiswi yang tak kenal lelah dalam berprstasi dan menjaga negeri ini dari kejahatan bangsa sendiri serta dari korupsi yang memiskinkan. Salam semangat berkarya untuk teman-teman kami yang belajar dan bekerja keras diluar negeri. Tolong tunjukan janji itu dan buktikan janji itu. Harumkan bangsa dan Negara ini, Negara Indonesia.
By: Syech Radera (Ridwan Amin hasibuan)
Jakarta, 27 April 2010
(Kalibata, tetangganya sarang kupu2 Potlot)